Relevansi Politik 2024 dengan Teladan Politik Nabi Muhammad SAW

- Penulis

Rabu, 20 November 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BEYOURS.ID – Politik dalam sejarah Nabi Muhammad SAW memberikan teladan yang sangat relevan bagi dinamika politik 2024. Nabi Muhammad tidak hanya hadir sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga sebagai kepala negara yang membangun tatanan politik berdasarkan keadilan, musyawarah, integritas, serta berorientasi pada kemaslahatan umat.

Nilai-nilai tersebut menjadi landasan yang dapat diadaptasi oleh para pemimpin dan masyarakat di era modern untuk menciptakan pemerintahan yang adil dan membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

Politik Nabi Muhammad SAW berlandaskan keadilan sebagai prinsip yang tidak bisa ditawar. Beliau menegakkan keadilan dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari pengambilan keputusan hingga penyelesaian konflik.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, Surah An-Nisa’ (4:58): “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil.”

Dalam konteks politik kontemporer, keadilan ini menjadi tuntutan kritis. Tanpa keadilan, sistem pemerintahan rentan terhadap korupsi dan ketidakpercayaan rakyat.

Seorang tokoh politik ternama, Nelson Mandela, pernah berkata, “Keadilan sejati tidak akan tercapai jika hukum hanya melayani yang kuat dan kaya. Yang lemah juga harus dilindungi.”

Prinsip ini selaras dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang memberikan hak dan perlakuan adil kepada semua, tanpa memandang status sosial.

Salah satu ciri khas politik Nabi Muhammad SAW adalah mengedepankan musyawarah atau syura dalam pengambilan keputusan.

Dalam Surah Asy-Syura (42:38), Allah SWT menegaskan pentingnya bermusyawarah: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.”

Nabi sering bermusyawarah dengan para sahabat dalam berbagai urusan, termasuk keputusan strategis militer dan pemerintahan. Musyawarah memberikan ruang bagi beragam pendapat dan menjamin proses pengambilan kebijakan yang inklusif dan transparan.

Mantan Presiden AS Abraham Lincoln pernah mengatakan, “Kedaulatan rakyat tidak akan dijaga tanpa keterlibatan aktif dan musyawarah yang terus-menerus.”

Dalam politik modern, keterlibatan semua pihak dalam musyawarah akan mencegah keputusan otoriter dan membangun kepercayaan masyarakat.

Rasulullah SAW adalah pemimpin dengan integritas tinggi yang dikenal sebagai “Al-Amin” atau “Yang Terpercaya.” Beliau mencontohkan bahwa kepemimpinan tidak hanya soal kekuasaan, tetapi juga tanggung jawab besar terhadap rakyat.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah bersabda: “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” Pemimpin dengan integritas tinggi akan dihormati dan dipercaya oleh rakyatnya.

Mantan Presiden Indonesia, Soekarno, pernah berkata, “Pemimpin sejati adalah ia yang memiliki visi dan keberanian untuk menegakkan kebenaran, meski dihadapkan pada segala risiko.”

Pemimpin yang berintegritas seperti Nabi Muhammad SAW akan selalu menjaga kepercayaan rakyat, tidak memperdagangkan jabatan demi kepentingan pribadi.

Salah satu misi besar Nabi Muhammad SAW adalah menciptakan kemaslahatan umat melalui Piagam Madinah, konstitusi yang melindungi hak semua warga, termasuk kaum Yahudi dan suku-suku lain di Madinah.

Nabi Muhammad memastikan bahwa masyarakat hidup dalam kedamaian, perlindungan, dan persatuan. Politik yang berorientasi pada kemaslahatan rakyat harus menjadi prioritas pemimpin masa kini.

Mantan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill, mengatakan, “Politik bukanlah soal siapa yang memerintah, tetapi bagaimana rakyat diberdayakan.”

Kebijakan yang diambil harus berfokus pada kesejahteraan masyarakat luas, bukan hanya pada kepentingan elite.

Rasulullah SAW menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, beliau bersabda: “Sesungguhnya binasa orang-orang sebelum kamu, yaitu ketika seorang bangsawan mencuri, mereka membiarkannya, tetapi jika orang lemah yang mencuri, mereka menjatuhkan hukuman kepadanya. Demi Allah, sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya akan aku potong tangannya.”

Penegakan hukum yang tegas dan adil penting diterapkan di tahun 2024 untuk mencegah ketidakadilan dan korupsi yang dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Hukum harus ditegakkan bagi semua, tanpa terkecuali.

Sejarah politik Nabi Muhammad SAW memberikan pelajaran berharga bagi politik modern, termasuk di tahun 2024. Keadilan, musyawarah, integritas, kemaslahatan umat, dan penegakan hukum adalah pilar-pilar politik yang dapat menciptakan masyarakat yang sejahtera dan damai.

Dengan menjadikan teladan Nabi sebagai acuan, politik dapat menjadi alat yang membawa manfaat besar bagi masyarakat luas dan menjadi cerminan dari akhlak mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

 

Facebook Comments Box

Follow WhatsApp Channel beyours.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Toxic dalam Rumah Tangga: Haruskah Kita Mengalah?
Keluarga Pedagang Pasar: Antara Tuntutan Ekonomi dan Harmoni Kehidupan
Promosi Khusus di Beyours.id: Pasang Iklan Gratis hingga AKHIR DESEMBER!
Pendapat Tokoh Masyarakat Tak Selalu Sakral
Dampak Buruk Ketergantungan Generasi Z dan Alpha pada ChatGPT

Berita Terkait

Sabtu, 30 November 2024 - 10:48 WIB

Toxic dalam Rumah Tangga: Haruskah Kita Mengalah?

Selasa, 26 November 2024 - 02:30 WIB

Keluarga Pedagang Pasar: Antara Tuntutan Ekonomi dan Harmoni Kehidupan

Rabu, 20 November 2024 - 06:03 WIB

Relevansi Politik 2024 dengan Teladan Politik Nabi Muhammad SAW

Senin, 18 November 2024 - 17:40 WIB

Promosi Khusus di Beyours.id: Pasang Iklan Gratis hingga AKHIR DESEMBER!

Senin, 18 November 2024 - 06:12 WIB

Pendapat Tokoh Masyarakat Tak Selalu Sakral

Berita Terbaru

Opini

Fanatik Beragama: Sumber Damai atau Konflik?

Minggu, 1 Des 2024 - 13:04 WIB